Pengembangan Kecamatan Kangoro Sebagai Kawasan Agropolitan

Authors

  • William Wijaya Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang

Abstract

Abstract: The Implementation of The Program To Develop Kanigoro District into An Agropolitan Area. Agropolitan is extensively by the central government then technically implemented by the local government. The concept and program set out in The Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2011-2016 Kabupaten Blitar. The result of the study indicated that the implementation processes of agropolitan based empowement of the rural society, starting from planning, socialization, and program implementation were successfully done. The program that had been done since 2007 gave positive impacts to the rural society. It improved the human resources of the rural agricultural institution and agropolitan program partnership. The inhibiting factors were the availability of experts in agriculture and hubandary, the technology skill, and the lack of financial support provided by the government. Meanwhile, the supporting factors were  the skills of the society, the availability of the infrastructure, and the abundance of assistance program.

Keywords: area development, agropolitan

Abstrak: Pengembangan Kecamatan Kangoro Sebagai Kawasan Agropolitan. Agropolitan merupakan sebuah konsep pembangunan baru yang berbasis pertanian dalam arti luas, dikembangkan oleh pemerintah pusat dan selanjutnya secara teknis dilakukan oleh pemerintah daerah. Konsep dan program tersebut tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2011-2016 Kabupaten Blitar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat desa berbasis agropolitan yang dimulai dari tahap perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan program dapat dikatakan berhasil. Program agropolitan yang dilaksanakan sejak tahun 2007 sampai sekarang ini telah berdampak positif bagi masyarakat perdesaan, diantaranya semakin berkembangnya sumber daya manusia kelembagaan pertanian perdesaan, dan pengembangan kemitraan dalam program yang semakin terarah. Dalam pelaksanaan program agropolitan ini terdapat juga faktor penghambat dan pendorong program, faktor penghambat dalam pelaksanaan program agropolitan adalah  ketersediaan tenaga ahli di bidang pertanian dan peternakan, penguasaan teknologi, kurangnya program permodalan yang disediakan oleh pemerintah. Disamping itu faktor pendukung dalam kelancaran program agropolitan diantaranya adalah: keterampilan masyarakat, sarana dan prasarana yang lengkap, banyaknya program bantuan

Kata Kunci: pengembangan kawasan, agropolitan

 

Published

2016-04-20

Issue

Section

Articles